Sabtu, 30 April 2011

SAHABAT

Inilah negeri kita,
negeri yang kaya akan sahabat-sahabat kita.
Sahabat yang selalu melindungi kita,
dari derasnya ombak.
Sahabat yang selalu memberi kita,
ikan yang berlimpah.
Sahabat yang selalu memberi kita,
keindahan alam bawah laut.
Tapi apa??
Apa balasan kita??
 Kita telah merusaknya,
hanya untuk kepentingan belaka.
Bencana datang tidak terduga.
Mari kawan,
selamatkan TERUMBU KARANG kita.



Terumbu karang adalah sahabat kita..
Indonesia adalah negara yang kaya akan sahabat kita..

Jumat, 29 April 2011

APA YANG TERJADI

   
   "Renal..Renal", sahabatku memanggil. "Hai, ganu pae?", jawabku seraya memeluknya. Aku baru saja pulang kampung ke Flores. Disini aku menuntut ilmu selama sembilan tahun, banyak sekali suka dan duka yang kualami. "Bagaimana kuliahmu di Jakarta?", temanku bertanya. "Kenapa", aku dikagetkan oleh pertanyaannya. "Bagaiman kuliahmu di Jakarta?", "baik-baik saja, aku lulus dengan IP empat. "Apa kau masih ingat saat kita tidur di pantai ini karena pulang pesta jam empat pagi?", tanyaku. "Tentu saja, saat itu aku harus memboncengimu dalam keadaan mabuk", jawabnya. "Hahaha", kami berdua tertawa.
  
   "Nanti sore temani aku menyelam ya..", ajakku. "Lebih baik jangan Renal", jawabnya. Aku bingung dengan perkataannya, dulu dia yang selalu mengajakku untuk menyelam di pantai Waipare. Kebetulan kami adalah Duta Karang NTT tahun 2009. "Kenapa memang", tanyaku. "Nanti akan kuceritakan apa yang terjadi di pantai ini empat tahun terakhir.
   
   Sorenya kami berdua menyelam di pantai tersebut. Aku kaget melihat keadaan pantai yang seratus delapan puluh derajat berubah. Tidak ada lagi terumbu karang yang indah. "Apa yang terjadi?", tanyaku. "Nelayan disini empat tahun terakhir menggunakan pukat harimau, bom, dan racun untuk menangkap ikan. Mereka mendapat doktrin dari orang Cina yang membeli ikan nelayan dengan harga lebih tinggi. Setelah tiga tahun, tangkapan para nelayan berkurang. Orang Cina itu pergi entah kemana.", jawabnya. "Kenapa kau biarkan?", tanyaku. "Aku hanyalah lulusan SMA, suaraku tidak didengar para nelayan", "baiklah bantu aku membenahi pantai ini", seruku. Kami berdua saling berpandangan seakan satu hati. 

   Kami melakukan sosialisasi kepada para nelayan, kami berdua menanam terumbu karang, dan selalu membersihkan pantai. Kami juga melakukan penanaman bakau di pantai. Para nelayan kemudian sadar dan ikut membantu kami mengembalikan ikan di laut kami. Kami melakukan itu selama satu tahun lebih.

   Hasilnya mulai terlihat, warna biru pantai kami pun kembali. Aku dan temanku mendapat penghargaan daerah dari bupati Maumere, Bapak Wera Damianus,S.H. "Bagaimana perasaanmu", tanya temanku. "Aku sangat senang dan bangga pada diriku", jawabku."Aku akan kembali ke Jakarta minggu depan", seruku. "Aku akan mempersiapkan pesta untukmu bersama para nelayan sarjana", jawabnya.

   Minggu depannya aku merayakan pesta bersama sahabatku dan para nelayan. Hadiah yang diberikan temanku adalah pesta bersama Bapak Bupati Maumere. Sungguh hadiah yang berkesan.


To be continue..